Cerpen "Rahasia Ramadhan"
karya Fitriyani
Hebatnya
matahari perlahan mampu menyelinap keluar dari kegelapan. Warna kehitaman yang
menyelimuti langit akhirnya kalah melawan matahari. Kamar yang berkawasan kecil
pada peta rumahku telah disambut senyuman pagi yang tersirat dalam senyuman
Ibu. Aku tahu, dia menjelma matahari yang mampu menerangi hatiku dengan kasih
sayang. Kupicingkan mata, silau. Sungguh silau senyumannya.
“Anna…
bangun! Bangun, Na! ” seru Ibu sambil merobohkan tubuhku yang lengket dengan
kasur.
Tak
sabar karena aku belum bangun juga, Ibu mengambil air divkamar mandi dan
menampung air